Komite audit seharusnya terdiri dari anggota anggota dewan yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman bisnis oraganisasi. Mereka harus memilki ketrampilan untuk mengevaluasi control keuangan dan managemen, dan kemampuan, pengetahuan serta ketersedian bertindak untuk kebaikan organisasi dan stakeholders. Mereka harus mempunyai waktu yang cukup untuk mengetahui tentang organisasi sehingga mereka dapat mepertanyakan manajemen eksekutif dengan efektif. Kegiatan audit internal professional adalah sumber informasi utama untuk dewan dan komite khususnya. Kegiatan tersebut memberikan jaminan efektifitas penugasan, risiko manajemen dan proses control internal, cakupan strategi, pasar, kredit, operasional dan risiko keuangan.
Komite audit dan tim audit internal perlu memelihara hubungan positif yang kuat.
Ketua audit eksekutif harus melaporkan temuan-temuannya kepada komite audit setiap defisiensi yang telah terdeteksi dan komite audit juga harus menyelidiki secara mendalam dari audit internal ke masalah kompleks. Kegiatan audit internal bersifat bertanggung jawab kepada komite audit dan bukan manajemen
Ketua audit eksekutif sebaiknya mengikuti pertemuan komite audit dan membahas charter, mengkaji perencanaan audit, persyaratan kepegawaian, temuan audit dan status implementasi rekomendasi. Komite audit harus menilai kinerja tim audit untuk mengkaji apakah kegiatan efektif dan manpu menjadi agen komite audit dalam organisasi. Komite audit juga dapat bertindak sebagai fasilitator antar audit internal, manajemen eksekutif dan auditor statutory untuk memastikan alokasi pekerjaan yang tepat dan memastikan tata kelola persahaan yang baik.
Mempertahankan keseimbangan hubungan dengan manajemen eksekutif adalah
yang lebih penting dan sulit bagi auditor internal. Untuk audit internal yang efektif, hubungan dengan manajemen eksektutif harus konstruktif. Hubungan harus berdasarkan pada saling percayan namun sebaiknya tidak terlalu bersahabat. Saat ini, manager operasi meminta bantuan dari staf audit internal untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi operasi. Temuan tidak harus diberlakukan sebagai defisiensi namun sebagai operasi yang dapat ditingkatkan dengan modifikasi yang dikembangkan bersama dengan kerjasama klien dan auditor.
Ketua audit eksekutif sebaiknya mempunyai pertemuan yang sering dengan manajemen untuk membagi informasi.
Laporan
Dalam manajemen, ada tingkat yang berbeda. Laporan audit harus dirancang agar sesuai dengan kepentingan, kebutuhan dan persyaratan tingkat manajemen yang berbeda. Semua tingkat perlu mengetahui apa yang terjadi di bidang yang menjadi perhatian mereka dan laporan audit internal dapat berfungsi sebagai salah satu jembatan informasi. Walaupun tingkat rincian yang diperlukan masing-masingnya berbeda. Kantor daerah membutuhkan laporan secara mendalam dengan rincian dan dokumentasi sehingga tindakan tindak lanjut/perbaikan dapat dilakukan. Kantor regional membutuhkan informasi umum mengenai operasi dan kinerja kantor daerah. Manajemen tertinggi harus dberitahu mengenai masalah dan kecurangan serius serta informasi masalah di kantor dan lain-lain. Jadi, ketika tingkat naik rincian diperlukan berkurang. Untuk mempermudah pembacaan dan distribusi, laporan memiliki suatu rekapitulasi eksekutif, yang dipisahkan oleh laporan utama dengan bidang fungsional dan rekomendasi terakhir. Sehingga, tiap tingkat memperoleh informasi yang difokuskan sesuai dengan kebutuhannya.
Komunikasi oral
Komunikasi formal tertulis adalah penting namun komunikasi informal tidak dapat dibaikan secara keseluruhan. Komunikasi tersebut membantu menarik perhatian manajemen terhadap masalah penting. Tanya jawab tersebut meminimalkan kemungkinan terlewakannya sesuatu yang penting untuk diperhatikan karena prioritas dan tekana lain.
Gambaran ikhtisar
Laporan audit terdiri dari rincian penugasan audit dari unit yang diaudit. Pada beberapa poin laporan juga harus melihat hal- hal dari prosfektif yang besar focus pada yang besar dari pada yang kecil. Berdasarkan atas observasi berkala dan kecendrungan, hal tersebut akan memungkinkan mengidentifikasi area yang membutuhkan perhatian lebih, perubahan kebijakan atau pedoman.
Audit internal dan audit statutory memiliki perbedaan tujuan. Tujuan awal auditor statutory adalah untuk mengungkapkan pendapat mengenai akurasi dan kewajaran laporan audit. Focus laporan adalah objektifitas, akurasi, dan keringkasan. Tujuan audit internal lebih luas. Keduanya terlibat dalam audit operasional, audit manajemen, kajian proses, praktek & prosedur serta tugas lainnya. Namun, auditor statutory harus mengerti fungsi dan operasi perusahaan dan sistem kontrol internal. Tidak hanya itu, mereka harus dilibatkan dalam laporan dan pernyataan pendapat kontrol internal organisasi. Sehingga, apabila mereka mengkoordinasi upaya merekatidak akan ada tumpang tindih atau tidak akan ada juga kesenjangan. Setipa aspek organisasi akan dapat dijagnkau tanpa duplikasi pekerjaan dan meningkatkan pelayanan untuk manajemen dan komite audit. Baik auditor internal dan eksternal sama pentingnya.
Harus ada hubungan yang memadai antar auditor. Mereka sebaiknya berbagi informasi mengenai ruang lingkup, program audit dan temuan audit. Namun, beberapa factor mentukan jenis hubungan. Beberapa ketua audit eksekutif (CAE) berpendapat bahwa hubungan harus hubungan perpanjang sementara pemikiran lain sebaiknya ada hubungan pekerjaan yang erat. Hingga akhirnya organisasi dan auditor memutuskan apa jenis hubungan yang paling sesuai untuk organisasi dengan mempertimbangkan sumber daya dan waktu serta masalah.
Mamfaat koordinasi
Berbagai kekuatan peningkatan efektifitas Dengan sifat tanggung jawabnya, auditor internal menghabiskan banyak waktu bekerja untuk perusahaan yang sama. Ini memberinya pemahaman terbaik tentang budaya dan sifat pekerjaan dari organisasi. Pada sisi lain, auditor eksternal lain telah memiliki wawasan yang lebih banyak mengenai berbagai jenis masalah keuangan seperti mereka mereka mempunyai beberapa klien.
Peningkatkan efisiensi
Koordinasi meningkatkan efisiensi. Ketika audit tidak terkoordinasi dengan baik, auditor eksternal bisa menduplikatkan pekerjaan yang telah dilakukan oleh auditor internal.
Cakupan audit yang lebih baik
Ini diharapkan bahwa penghapusan pekerjaan yang berlebihan akan membuat waktu dan sumber daya untuk cakupan audit yang lebih baik.
Pengurangan biaya
Koordinasi mengurangi waktu dan upaya auditor eksternal yang akan mengurangi pekerjaan yang berlebihan sehingga, mengurangi biaya audit.
Pemahaman yang lebih baik dari setiap pekerjaan
Koordinasi menyiratkan bahwa auditor berkomunikasi dan berkonsultasi satu sama lain mengenai perencanaan dan temuannya. Ini akan menuntun pemahaman yang lebih jelas dari peran audit respektif dan persyaratan serta pemahaman yang lebih baik dengan setiap kelompok auditor.
Hubungan dengan regulator
Di dunia sekarang ini, auditor internal harus memiliki berbagai ketrampilan untuk menjadi sukses. Mereka tidak hanya harus baik di area yang dikuasai dengan
kompetensinya seperti keuangan dan keahlian penugasanya, ketrampilan analitik, penaksiran risiko namun juga harus mengerti bisnis, memiliki pandangan untuk kedepan menciptakan nilai, dan memberikan prospektif yang besar. Soft skills menjadi penting.
Manajer operasi meminta bantuan dari staf audit internal untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasi. Temuan tidak diberlakukan sebagai defisiensi namun tetapi sebagai praktek yang dapat ditingkatkan dengan modifikasi pengembangan bersama dan auditor Untuk melengkapi semua ini, dan memastiakn audit internal efektif, komunikasi adalah penting. Ketegasan penugasan membuthkan interaksi yang efektif antar dewan, manajemen, auditor ekternal dan auditor internal.