Pada Januari 2016, Netflix yang merupakan situs layanan video streaming secara online diblokir oleh Grup Telkom. Situs ini menyediakan video yang bisa diakses oleh pengguna kapan saja, di mana saja, dan menggunakan banyak pilihan perangkat, seperti smartphone, smart Tv, tablet, PC, atau laptop. Netflix yang baru masuk ke Indonesia, disinyalir belum mengurus izin-izin yang diperlukan agar mereka bisa beroperasi di sini. Hingga buku ini ditulis, Nexflix masih diblokir oleh Grup Telkom.Anda mengakses jaringan internet yang dimiliki oleh Telkom, seperti Indihome, Anda tidak akan bisa membuka situs Netflix. Di luar isu tentang izin dan regulasi yang harus dipatuhi, Nexflix merupakan salah satu startup fenomenal yang telah melantai ke bursa pasar modal Nasdaq di Amerika (kode saham: NFLX). Hingga Oktober 2015, valuasi Netflix sudah menyentuh 42 miliar dolar Amerika (setara sekitar 580 triliun), sebuah angka yang sangat besar!
Kalau kita cermati bagaimanakah Netflix menghasilkan pendapatan? Yup, bisa dijawab sesuai judul subbab ini, yaitu menerapkan biaya langgganan per bulan kepada para penggunanya. Ada beberapa pilihan langganan bulanan yang bisa dipilih oleh pengguna, yaitu pilihan Basic, Standard, dan Premium. Anda bisa lihat perbedaan pilihan di antara ketiganya melalui gambar berikut.
Model bisnis dengan berlangganan merupakan hal yang umum pada startup yang menerapkan Software as a Service (SaaS). Kita mengenal startup layanan penyimpanan online seperti Dropbox, yang membuat pengguna bisa menyimpan dokumen, foto, vidio, atau datanya secara online sehingga bisa diakses kapan saja dan di mana saja tanpa perlu khawatir hilang atau rusak. Startup Dropbox jugs menggunakan sistem biaya langganan per bulan. Namun strategi dropbox untuk penyimpanan kapasitas maksimal 2GB, mereka masih memberikan gratis. Untuk penyimpanan di atas ini, pengguna wajib membayar kepada Dropbox. Dimulai dari biaya seharga 9,99 dolar per bulan untuk layanan Pro yang membuat Anda bisa menyimpan hingga 1 TB data. Layanan bisnis seharga 15 dolar per bulan per pengguna dengan kapasitas ruang yang tidak terbatas tergantung yang dibutuhkan pengguna. Layanan terakhir adalah untuk enterprise. Untuk layanan ini, biayanya hanya bisa diketahui setelah menghubungi Dropbox secara langsung. Setelah 8 tahun beroperasi, Dropbox per Maret 2016 telah berhasil menggaet hingga 500 juta user dari seluruh dunia. Walau berbasiskan di Amerika, pengguna Dropbox terbanyak 75% datang dari luar Amerika.
Bagaimana dengan startup lokal yang menerapkan modal SaaS dan mengenakan biaya langganan/ Di bagian ini, saya akan berikan contoh 3 startup lokal yang menawarkan keunikan model bisnis SaaS-nya dan fokus pada bidang tertentu masing-masing, yaitu Jojonomic, Talenta, dan Jurnal.
- Jojonomic.com→ ini baru saja diluncurkan di Agustus 2015. Jadi buat anda yang belum tentang Jojonomic, solusi yang ingin ditawarkan oleh startup ini adalah platform untuk melakukan reimburse pengeluaran dari karyawan ke perusahaan tempatnya bekerja. Klaim Jojonic di situs mereka manfaat perusahaan yang berlangganan STrtup ini, bisa melakukan pengawasan terhadap budget bulanan di tiap karyawan beserta penggunaanya, adanya sistem OCR yang memungkinkan membaca jumlah angka yang tertera di bon secara otomatis, penerapan Custom Approval Policy, yaitu penetapan kebijakan persetujuan reimburse transaksi sesuai dengan kebijakan masing-masing perusahaan dan Cash
- Talenta.co→Startup ini mendapat pendanaan dari East Ventures pertama kali pada September 2014 lalu. Dengan menawarkan layanan dengan sisitem langganan bulanan, perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya besar di awal untuk membayar sisitem paytroll SDM yang akan digunakan. Namun perusahaan cukup membayar biaya langganan per jumlah karyawannya perbulan dan dapat menikmati akses layanan Talenta dan support dari startup ini. Talenta mengklaim dengan menggunakan layanannya perusahaan dapat menghemat waktu lebih dari 70% dalam menangani paytroll. Beberapa perusahaan startup teknologi ternama sudah menjadi klien mereka, seperti Grab, Qraved, dan Kudo.
- Jurnal.ID→ baru diluncurkan di awal 2015, Jurnal.id mendapatkan seed funding dari East Ventures Maret 2015. Dengan tujuan memudahkan perusahaan kelas kecil dan menengah melakukan pembukuan, startup ini menawarkan kemudahan-kemudahan bagi perusahaan kelas UKM. Namun kini Jurnal menerapkan biaya langganan mulai dari Rp149 ribu per bulan.
Sumber : Buku Startup Busines Model